Ini hanya suatu malam
di bulan Agustus bagi empat orang pria dan saya sendiri yang biasa melakukan
lompat dengan parasut secara rutin. Kondisi untuk terbang
memang tidak baik,
karena kombinasi dari suhu yang panas dan kelembaban yang tinggi.
Saya tidak
memikirkannya, saya adalah seorang peselancar udara dan sudah bekerja pada tim
demonstrasi di hadapan ribuan orang. Tidak semua di pesawat sesantai
saya pada saat itu.
Pada saat itu ada yang baru terjun pertama kali dan ada yang baru keempat
kalinya. Seluncur udara adalah hidupku, tidak ada yang lain
yang berarti. Ini telah
memenangkan hatiku sejak menyaksikan pertunjukan di sekolah parasut.
Perkembangan dari lompatan pertama sampai lompatan free-fall
saya adalah cepat. Saya
terobsesi olehnya – tidak ada waktu atau uang yang kuanggap terlalu banyak
untuk hal ini. Kadangkala saya terbang dengan beberapa
peselunsur udara
terbaik di dunia.
Saya akan bercerita
pada orang-orang di bar, berusaha membawa mereka pada hobi dan kesukaan saya…
Saya bahkan punya stiker bemper. Teman-teman lama kuatir
bahwa saya akan
overboard, tetapi saya tidak peduli. Saya komitmen 100% pada seluncur udara,
dan saya tahu bahwa saya memiliki kontrol atas hidup saya
sepenuhnya. Pada malam
itu, dengan muatan penuh sebanyak 6 orang, pesawat dengan lancar lepas landas,
lalu melaju dengan kecepatan 100 mil / jam. Tiba-tiba,
tanpa peringatan, mesin
mati. Pilot melihat aku dan berkata, “Kita turun ke bawah!”. Pesawat lalu
mengarah ke bumi, dan berakibat sayap menyatu dengan badan
pesawat. Kemudian
pesawat berputar, sayap berputar seperti roda dan mengarah ke bawah kemudian
menghantam bumi.
Saya terjun bebas, dan
wajah saya menghantam interior dinding pesawat yang keras. Terlukan dan shock,
tiga peseluncur lain keluar dari rongsokan pesawat dan
lari. Peseluncur
keempat juga keluar. Dia melihat pilot dan saya bergerak dan menganggap bahwa
kami sedang keluar melarikan diri juga. Setelah dia keluar,
pesawat terbakar,
tangki bahan bakar telah pecah dan gasolin pesawat terpancar ke mana-mana.
Ketakutan, dia berteriak dan tiba-tiba sadar bahwa kami masih
berada di pesawat. Lari
kembali ke rongsokan pesawat yang terbakar, dia melihat aku, terbakar dari
kepala sampai ujung kaki, mencoba melepaskan kakiku yang
terperangkap di lubang
di mana pesawat ada. Dia berteriak ke pilot supaya ikut melepaskan dan berusaha
menarik keluar saya. Tetapi saya tertahan!
Saya lahir di tahun
1949 di Cleveland, Ohio pada era “happy day” dan tumbuh dengan sikap yang
merefleksikan mood dari masyarakat saat itu. Saya hidup untuk
hal-hal yang saya
sukai, dan hidup bukanlah hal yang dianggap serius. Saya pergi ke gereja tiap
hari Minggu (keluargaku adalah Katolik Roma), maka saya
dibekali dengan
pengetahuan akan Tuhan. Tetapi saya tidak pernah bertemu siapapun yang mengenal
Dia secara pribadi.
Saat bertumbuh besar,
saya memulai memainkan konsep daripada memikirkan hal yang sesuai alkitab,
terkait dunia ini, penciptaan dan kekekalan. Ini menjauhkan
dari pesan sederhana
Injil yang menjadi faktor penting dalam hidupku (meskipun saya belum
benar-benar bertobat) dan memiliki gaya hidup remaja umumnya yaitu
pacaran dan olahraga.
Setelah lulus dari SMA,
saya melanjutkan hidup dengan bekerja di perusahaan stockbroker. Kemudian saya
berpikir saya sukses besar dan memiliki semuanya!
Orang-orang kagum pada
apa yang saya peroleh.
Pada umur 18 tahun saya
pergi ke mana-mana. Saya bekerja di kota Cleveland downtown di kantor modern
dan maju dikelilingi oleh banyak orang yang menarik,
jadi pekerjaan saya
menyenangkan, menantang dan menarik.
Dari luar, saya tampak
sebagai pria muda penuh percaya diri, menarik – hidup serasa di pesta. Tetapi
di dalam saya didorong oleh perasaan takut – takut tidak
dipandang, takut gagal.
Saya selalu mencari persetujuan dari orang lain. Walau saya tampak memiliki
segalanya, sebenarnya saya hidup di ujung keputusasa-an.
Saya putus asa!
Terbakar dari kepala sampai ke ujung kaki, dan terperangkap dalam rongsokan,
tidak dapat melepaskan diri! Usaha kedua penyelamat saya
berhasil, dengan
kekuatan yang lebih dari kekuatan normal, dia menarik saya begitu kuat sehingga
terlepas. Menyeret saya dari pesawat, dia melemparkan aku ke
tanah dan menggulingkan
saya untuk mematikan api. Hal ini dilakukan beberapa kali karena api masih
menyala. Saat dia berhasil mematikan api, dia melangkah ke
pilot tetapi sudah
terlambat. Dia sudah terbakar sampai mati.
Saya berbaring di
tanah, terluka parah. Kulit lengan dan tangan ku terkelupas ke tanah seperti
pada ayam goreng. Selain itu ada juga luka serius yaitu bagian
wajah yang terpotong.
Saya bertanya seberapa parah saya terbar dan komentarnya, dengan semua asap
yang ada, mereka tidak dapat menceritakan. Tetapi mereka
yakin bahwa sebenarnya
mereka pikir saya tidak bisa diselamatkan. Ketika petugas medis memotong
pakaian saya, mereka melihat bahwa saya telah bertahan dari
luka bakar tingkat
ketiga yang sanat serius pada sepertiga tubuh saya.
Meskipun saya muda,
sehat luar biasa dan sangat atletis, progonosis adalah buruk, saya tidak punya
kesempatan untuk bertahan, terutama karena luka bakar
telah mencapai tingkat
yang akan mengakibatkan komplikasi yang parah, dan hal itu terjadi.
Pada hari-hari dan
minggu berikutnya, tubuhku seluruhnya terinfeksi dan berat badanku turun dari
167 pound ke tulang-belulang saja yaitu 90 pounds. Tubuhku
menjadi sangat kurus
dan tak berharga dan luka-luka terbuka yang berkembang yang memperlihatkan
tulang-tulangku. Bagian belakang tumitku membusuk dan
tanganku terinfeksi
sangat parah sehingga mereka berpikir untuk mengamputasinya.
Saya berada dalam
kesakitan luar biasa. Ada bisul/borok eksternal dan internal dari cairan
lambung yang keluar secara berlebihan yang membuat lubang di
perutku. Ini
menyebabkan banyak pendarahan di dalam. Setiga oesophagusku hancur dan
meninggalkan bekas luka sehingga saya tidak bisa minum air. Darahku
terinfeksi oleh
mikroorganisme dan ada hari-hari di mana saya kehilangan darah sampai sebanyak
10 pints hampir seluruh volume tubuhku. Saya juga mengalami
lupa kepala dan memar
di otak.
Tubuhku melawan
sekuatnya pada kematian, tetapi ini adalah pertempuran yang kalah. Tiap
komplikasiku dapat membunuh seseorang. Saya buta pada mata kananku.
Saatnya tiba tubuhku
menjadi kaku, dan saraf di kedua kakiku mati. Tulangku menjadi lembek, dan
kakiku melengkung seperti cakar melewati batas tempat tidurku.
Dokter-dokter sudah
melakukan apa yang mereka mampu – memberi obat, membersihkan luka dan merawatku
sebisanya. Mereka bahkan memanggil pakar dari Rumah sakit
Universitas di
Cleveland. Beberapa tahun kemudian, saya membaca ringkasan dari hasil
pemeriksaan medisnya. Banyak kata-kata besar yang menggambarkan betapa
sakitnya aku, dan
kemudian dia menulis, “Tidak ada apapun yang bisa saya lakukan untuk anak muda
ini!”, sehingga akhirnya mereka merelakan aku untuk mati
!.
Ada saat di mana saya
tidak sadar, dan tidak ada respon yang tampak. Ada juga waktu sadar seperti
saat ini. Tetapi seringkali, saya berada di antara kondisi
sadar dan tidak.
Sebagian besar yang saya ingat adalah saya sangat sakit dan dapat merasa hidup
tersalur keluar dari diriku seperti seseorang menekan tombol
saklar.
Saat saya berbaring
sekarat, temperaturku mencapai 160 derajat, saya sangat tidak nyaman sehingga
apabila seseorang meletakkan tangan di tempat tidur, saya
akan ngeri dengan
penderitaan. Seluruh tubuhku dipenuhi penderitaan, setiap sel tubuhku tertekan,
tetapi saya masih merasa tubuhku masih berjuang untuk
bertahan.
Paat waktu itu, saya
mengalami pengalaman yang mengubahkan hidup. Secara sekejab dunia fisik menjadi
hilang dan manusia batiniahku keluar dari tubuh fisik.
Saya tidak lagi di
ruangan rumah sakit, saya memasuki dunia roh. Tiba-tiba saya menjadi sadar akan
dua hal: dunia spiritual adalah dunia yang nyata dan tidak
aktifnya indera
persepsi akan waktu.
Ini sungguh
menakjubkan. Saya menemukan diriku pergi ke suatu tempat dan tidak memiliki
kontrol atasnya.
Tiba-tiba, tampak pintu
yang sedang menutup. Kegelapan yang luar biasa mulai melingkupi aku, dan saya
melihat ini adalah titik pemisahan. Datang dari ruangan yang
sedang mulai menutup
suatu sorot sinar yang paling putuh dan murni yang pernah saya lihat. Pintu
mulai lebih cepat menutup lagi. Maksud pemisahan ini menjadi
jelas padaku. Saya tahu
apabila pintu ini tertutup seluruhnya, saya akan terpisah seluruhnya dari
kekekalan yang ada dari sinar tersebut.
Saya mengalami
kehilangan harapan yang sangat dan ketakutan yang dalam. Pemisahan adalah
ketiadaan akan harapan! Pemisahan secara eksternal adalah siksaan
yang melampaui apa yang
bisa kita percaya. Saya mau Anda mengetahui bahwa ada tempat yang ada di suatu
tempat yang merupakan pemisahan secara kekal. Saat itu
saya diijinkan tidak
hanya melihat tetapi mengalami perasaan seperti apakah pemisahan secara kekal.
Dan saya mulai menangis pada Tuhan.
Saya telah ditanya.
“Apakah kamu orang Kristen pada saat ini terjadi?” Malam mereka membawaku ke
ruangan darurat, meskipun saya tidak ingat, saya minta ibu
untuk mengirim pendeta
yang pernah saya kenal. Dia datang cepat ke sampingku, mengurapiku dengan
minyak dan berdoa untukku.
Pertobatan terjadi pada
waktu itu. Saat saya berbaring di sana, sangat terluka, sakit menuju kematian.
Saya menangis, “Tuhan. Saya minta maaf! Berilah aku
kesempatan lain!”.
Berulangkali saya pergi ke ruangan bedah, tidak mengetahui apakah akan bangun
lagi dan pengetahuan ini memulai sesuati di dalam. Saya
tidak tahu bagaimana
berdoa, tetapi saya meminta pada Tuhan untuk pengampunan.
Saat saya berdiri di ujung
dari kekekalan pada saat pintu menutup dan kegelapan mulai menyelimutiku. Saya
tahu bahwa dalam satu detik saya dapat terpisah
secara kekal dari
sumber semua kehidupan! Saya memulai berteriak hal yang sama seperti sebelumnya
yang pernah saya doakan pada saat masih sadar, “Tuhan, saya
ingin hidup! Saya minta
maaf! Tolong beri saya kesempatan lain!.
Karunia dan belas
kasihan Tuhan melebihi pengertian kita! Secara tiba-tiba saya berada di Surga;
Suatu kontras! Keputusasaan kekal dibandingkan kasih dan
kenyamanan yang kekal.
Saya tahu bahwa saya tidak akan mati. Saya memiliki kesadaran mendalam akan
hidup kekal – dan dijamin secara absolut bahwa saya selalu
hidup dalam kenyamanan
dan perhatian. Alkitab berkata, “… dalam hadirat Tuhan adalah kepenuhan akan sukacita
dan pada tangan kananNya kebahagiaan
diungkapkan pada
realita kehidupan.” Kemuliaan dan kuasa Tuhan di mana saja melingkupiku, di
bawaku, di sekelilingku, dan bergetar melaluiku.
Kemudian Tuhan mulai
menampakkan padaku kejadian masa depan. Saya melihat detik, hari, minggu dan
tahun yang ada di depanku – semua terhubung bersamaan. Saya
tidak melihat hanya 1
hari dan kemudian dan melewati yang lain. Saya melihat waktu – saya tidak tahu
bagaimana Tuhan melakukan hal ini, tetapi Dia memiliki
kemampuan. Saya melihat
diriku melihat orang yang tidak pernah saya tahu seperti sudah tahu, hal ini
seperti melihat sesuati di televisi. Beberapa kejadian
diperbesar sangat jelas
pada penglihatanku; kemudian saya ingin pergi ke hal lain, karena beberapa
waktu saya melihat diriku melakukan hal-hal bodoh yang
seharusnya tidak saya
lakukan dan ingin memanggil diriku, “Jangan lakukan itu!” Tetapi saya hanya
bisa melihat dan pandangan itu akan berganti ke hal lain.
Tuhan berkata bahwa
saya akan kembali ke dunia. Dia tidak berbicara dalam bahasa seperti yang saya
gunakan, tetapi pengetahuan dan kesadaran bahwa saya akan
kembali hanya datang
begitu saja. Tiba-tiba sebagaimana seseorang memiliki benang dan mengulur saya
seperti layang-layang. Saya mulai berjalan kembali ke
kehidupan di mana saya
berasal dan kembali ke tubuh fisik saya. Saya juga merasa rohku menekan masuk
ke dagingku. Dapatkan Anda bayangkan bahwa seperti
apakah angin meniup
daun-daun dari pohon. Hal ini, seperti yang saya bayangkan, sama halnya dengan
apa yang saya alami saat rohku terhubung kembali ke
dagingku. Tiba-tiba,
saya dapat melihat melakui mata fisik dan mendengar melalui telinga fisikku.
Saat saya mulai kembali
ke kesadaran normal. Saya menyadari bahwa saya berbicara dalam bahasa yang
indah dan bertanya-tanya apa yang terjadi. Sesaat setelah
saya menyadarinya
bahasa tersebut berhenti dan saya menjadi sadar bahwa saya hidup. temperatur
106 derajat telah normal dan saya masuk dalam tidur yang
nyenyak untuk pertama
kalinya setelah terluka. Saat saya bangun beberapa jam kemudian saya lengkap
pada kain yang penuh darah dan keringat, tetapi
beristirahan dalam
lautan kedamaian!. Untuk pertama kalinya, saya tahu seperti apakah damai yang
sejati.
Dokter-dokter tidak
tahu menahu tentang pengalamanku dan masih menungguku untuk mati tetapi tidak!
Saya masih sangat sakit, dan menurut pengertian mereka,
harusnya sudah mati.
Tetapi beberapa hari berikutnya kondisiku semakin membaik, meski saraf-saraf di
kedua kakiku masih mati, dan dokter
masih kukuh
berpikir bahwa aku
tidak akan bisa berjalan lagi.
Tahun berikutnya
dihabiskan terus di rumah sakit, diikuti 4 tahun keluar masuk institusi medis.
Ini sungguh proses yang panjang! Saya mengalami 75-100
operasi dan melalui
banyak hal aneh, sampai saya menyadari bahwa saya punya hak untuk protes,
beberapa dokter bedah plastik melakukan prosedur eksperimen.
Tetapi, oleh dan banyak
orang melakukan hal terbaik untuk merawat aku.
Saya tidak mengerti apa
yang terjadi padaku secara spiritual. Saya diselamatkan, lahir-baru dan penuh
dengan Roh Kudus, tetapi tidak sadar apa arti hal-hal
tersebut. Tidak ada
sesuatu pada pengalamanku sebelumnya atau pengertian untuk membantuku
mengkaitkan pada apa yang terjadi secara spiritual padaku.
Saya mulai sembuh,
pelan-pelan pertamanya. Satu kakim mulai berfungsi; yang lain masih tidak
merespon. Saraf yang ada di depan kakiku sepertinya mati; ini
tidak merespon saat tes
arus listrik dilakukan. Tulang-tulangku lembek dan kakiku menggantung ke bawah,
saya tidak dapat menggerakkannya. Mereka memakaikan
penguat kaki, berpikir
bahwa kondisi ini permanen.
Setelah hampir 1 tahun,
kaki ini tiba-tiba sembuh – ini sungguh luar biasa! Saya mulai berkata pada
kaki-kakiku tiap hari, “Ayo berangkat!” dan meski kaki
kananku patuh, tetapi
kaki kiriku masih memberontak. Ini tidak pernah tunduk pada perintahku. Hingga
suatu hari aku melakukannya, kaki kiriku bergerak dan
aku berjalan – ini
suatu pengalaman luar biasa! Saya melepas penahan kaki dan melemparkannya dan tidak
pernah menyentuhnya lagi.
Saya mengalami banyak
kesembuhan yang dahsyat. Sekita 5 tahun setelah kecelakaan, penglihatanku
dipulihkan dari mata yang buta. Meskipun ada prosedur bedah
yang dilakukan, tetapi
hal ini masih tidak bisa dijelaskan oleh dokter. Mereka yakin bahwa ini tidak
akan berhasil bahkan pernah menolak pembedahan karena
merasa ini akan menjadi
penyia-nyiaan kornea yang orang lain dapat lakukan. Ini hanya permintaan
gigihku yang terus menerus bahwa pembedahan harus dilakukan
dan hasilnya adalah
penglihatanku kembali!
Satu kejadian sangat
lucu. Ooesophagusku sudah hancur, makanan tidak dapat masuk perutku juga,
bersama dengan kondisi lain, saya akan mati karena kelaparan.
Sehingga selang karet
dipasang di perutku, dan saya diberi makan melaluinya dengan makanan yang sudah
dihaluskan.
Untuk memperbaiki
kondisi tersebut, prosedur dimulai untuk melebarkan oeshopagusku. Dua kali
mereka memasang objek bundar dari krom dengan pipa panjang pada
ujungnya dan diisi
dengan merkuri, terkiat dengan benang dan menarik kerongkongan dan melalui
oesophagusku. Oleh karena itu, saya memiliki benang hijau yang
diikat ke hidungku.
Satu hari Tuhan
menyembuhkan kakiku. Saya berada di pusat rehabilitasi di mana semua orang tahu
bahwa saya adalah seseorang dengan banyak problem. Dokter
membawaku ke semua
dokter yang bertanggung jawab di tiap departemen dan berkata, “Kami melakukan
prosedur pembedahan hari ini.” Kemudian dia menarik benang
tersebut dan saya akan
menjejakkan kakiku. Itu sungguh sangat lucu!”
Hari ini saya menikmati
hidup! saya bermain dengan anak-anakku, berlari, bermain ski di salju dan
menaiki kuda. Hal ini sungguh mengagumkan karena saya
diperkirakan tidak
pernah bisa berjalan lagi. Sungguh menakjubkan untuk menikmati gaya hidupku
seperti sekarang ini. Di mana sebelumnya banyak hal yang
hilang.
Terkait dengan luka
bakarku, saya saat ini cukup lucu dilihat, tetapi dengan kasih karunia Allah,
saya tidak begitu memikirkan hal ini, sungguh luar biasa
untuk seseorang yang
sudah berada dalam kesia-siaan.
Saya akan dengan senang
hati untuk mengambil kesempatan ini untuk menuliskan bahwa ada kecenderungan
alamiah, bahkan di antara orang kristen, untuk berfungsi dengan
kekuatan kita sendiri.
Saya tahu seperti apa hidup yang biasa jalani sebelum kecelakaan. Tetapi
sekarang saya tahu bagaimana menjadi lemah, bangkrut total
dari kekuatan dan tidak
mampu menolong diri sendiri. Tidak ada pertolongan dari dunia untukku. Tidak
ada dokter yang dapat menyembuhkanku, yang kusayangi
tidak dapat melakukan
apa-apa. Tetapi ada kerabat yang tidak pernah bertemu aku, yang secara
supranatural dipimpin untuk berdoba bagiku. Kekuatan dari Tuhan
dicurahkan melalui hati
mereka yang berdoa dan melalui kuasa Tuhan kematian dikalahkan.
Saya tidak akan
merekomendasikan pengalamanku kepada orang lain, tetapi hal ini mengajarkan
sangat pentingnya hidup dengan kekuatan Allah. kita semua perlu
mengambil keputusan
sadar untuk berhenti bersandar pada kekuatan sendiri dan hidup dengan kekuatan
Allah.
Artikel ini adalah
kesaksian Mickey Robinson yang pernah mengalami kematian karena kecelakaan
pesawat. Anda dapat mengenal dia dan pelayanannya sekarang ini dari situsnya
http://www.mickeyrobinson.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar